PUNYA pacar posesif, pada awalnya mungkin akan membuat Youngsters tersanjung. Secara, pacar akan selalu berusaha menunjukkan perhatian yang besar dan terlihat seperti curahan kasih sayang yang menyenangkan.
Tapi jangan salah, lama kelamaan sikap posesif jadi nggak menyenangkan atau bahkan cenderung mengganggu. Bahkan, segala pengekakangan yang dilakukan si posesif akan membuat kamu seperti berada di dalam ‘penjara’ cinta dan tak lagi punya privasi.
Parahnya lagi, kalo si posesif udah mulai mengendalikan segala aktivitas dan menerapkan berbagai macam aturan untuk dipatuhi. Nggak boleh ini, nggak boleh itu, harus begini, harus begitu. Belum lagi banyaknya pertanyaan penuh curiga atau bahkan aneka ancaman yang nggak enak didengar kalo aturan si pacar dilanggar. Pastinya bikin bete
Lantas, kenapa sih orang bisa menjadi bersikap posesif sama pasangannya?
“
Pengalaman pernah dibohongi atau dikhianati pacar sebelumnya juga bisa membuat seseorang jadi bersikap posesif ketika menjalin hubungan baru. Tentunya dengan alasan nggak pengen dikhianati lagi untuk yang kesekian kalinya.
Rasa takut dikhianati itulah yang terkadang membuat seseorang cenderung mengawasi, mengendalikan, mendominasi pasangan secara berlebihan. Hingga melupakan kalo orang lain juga butuh kebebasan, privasi, serta punya kehidupan sendiri yang tak bisa dikendalikan orang lain dengan seenaknya.
“Selain dipicu rasa trauma, sikap posesif juga bisa muncul karena rasa sayang yang berlebihan pada pasangannya. Atau bisa juga karena dia merasa ‘tidak aman’ terhadap hubungan yang lagi terjalin, nggak pede dengan dirinya sendiri, curiga berlebihan dan banyak lagi,”jelas Mbak Nissa.
Sebut saja, karena pacarnya kembang sekolah atau orang ditaksir banyak orang, bintang sekolah atau sosok yang memang benar-benar disukai banyak orang. Rasa takut bakal kehilangan pacar itulah yang kerap membuat orang jadi bersikap posesif.
Selain rasa sayang yang berlebihan, sikap posesif ternyata bisa juga lho jadi cara seseorang menutupi kesalahan yang sedang dilakukannya. Misalnya aja, takut ketauan karena selingkuh, seseorang jadi berusaha menampilkan sesuatu yang beda sama pacarnya. Berusaha menunjukkan kasih sayang agar tak ketauan salah hingga akhirnya berujung pada sikap posesif. (*)
Justru Makin Posesif Kalo Dibohongi
MENGHADAPI pacar yang posesif memang nggak mudah. Soalnya, kebanyakan orang posesif akan selalu berusaha menunjukkan ‘kekuasaan’ lewat hal-hal yang kadang terasa nggak masuk akal. Tak hanya penuh larangan, tapi juga ancaman hingga perlakuan kasar lewat tamparan, tendangan, makian, atau hal-hal lain yang sifatnya kekerasan.
Itu karena, orang yang posesif cenderung pengen menguasai, mendominasi, dan mengendalikan orang yang disukai serta disayanginya. Jadi, jangan heran kalo si posesif akan selalu menjadi dalang yang bisa seenaknya mengendalikan pacarnya seperti wayang atau boneka kayu.
Sebagai manusia normal, setiap orang pastinya nggak mau dong hidup di bawah kendali orang lain. Tapi, rasa sayang terhadap pasangan kerap membuat orang lebih suka mengalah walau sering mengalami perlakuan nggak enak.
Ujung-ujungnya, seseorang lebih memilih untuk berbohong saat pengen melakukan sesuatu. Alasannya sih beragam, karena nggak pengen membuat pacar marah, malas ribut atau alasan lain.
Sekilas, kebohongan yang dilakukan terutama kalo nggak ketauan memang nggak akan jadi masalah besar. Tapi sebenarnya, bagi orang yang posesif, menerima kebohongan dari orang yang disayangi justru akan memicu ledakan kemarahan.
“Biasanya sih, orang yang posesif akan semakin marah saat tahu dibohongi oleh orang yang disayanginya. Dan akibatnya, akan semakin buruk. Bisa semakin menjadi posesif, atau bahkan semakin mengekang pacarnya agar tak terjadi kebohongan lagi,”ungkap Mbak Dinuriza Lauzi atau Mbak Nissa.
Jadi, daripada nekat berbohong yang berpeluang ketauan, lebih baik bicara terus terang dan membuka komunikasi dengan pacar kalo memang ada kepentingan. Lewat komunikasi yang baik, pacar pasti mau memahami keinginan kamu. (*)
Akhiri Aja Kalo Hubungan Udah Nggak Sehat
BAGI orang yang posesif, ada cukup banyak cara yang bisa ditempuh untuk menunjukkan dominasinya di mata pasangan. Mulai menyusun sejumlah aturan yang mengikat, ancaman kalo melanggar, sampai tindakan kekerasan.
Selama dampak dari sikap posesif masih dalam tahap yang bisa ditolerir, pastinya tak ada masalah. Tapi, kalo dampaknya udah menyakiti Youngsters atau menyakiti dirinya sendiri akan jauh lebih baik kalo segera diakhiri.
Soalnya, hubungan yang tujuan awalnya pengen membangun kasih sayang tapi kalo justru menjadi ajang saling menyakiti kenapa juga harus dipertahankan?
Memang sih, bukan hal mudah mengakhiri hubungan dengan orang posesif. Karena, akan ada banyak intimidasi baik secara fisik, verbal maupun secara psikis. Tapi, kalo Youngsters nggak pengen menghabiskan hidup dalam ‘penjara’, memutuskan hubungan akan menjadi jalan yang bisa dipertimbangkan.
Apalagi, kalo pacar kamu udah mulai main kasar dan menyakiti tak hanya perasaan tapi juga fisik. Secara, masih banyak juga cowok yang lebih baik dari pacar kita saat ini. Artinya, kalo pacar udah membuat hubungan nggak sehat, udah saatnya diakhiri.
“Memang sangat dibutuhkan ketegasan saat mengambil keputusan sebelum mengakhiri sebuah hubungan. Karena, bisa saja si posesif melakukan tindakan nekat yang kadang memunculkan kembali rasa ragu dalam mengambil keputusan,”jelas Mbak Nissa.
Sebut saja, ancaman bunuh diri, menyilet leher, nggak mau sekolah lagi atau banyak alasan lain yang bisa aja memunculkan beban dan rasa khawatir kamu sebagai pacarnya.
Sehingga, sebelum keputusan putus diambil, tak ada salahnya meminta bantuan pada orang yang terbuka dan kita percaya. Setidaknya, ada orang lain yang memahami persoalan yang sedang kamu hadapi. Misalnya aja sahabat atau orang yang dekat ama kamu.
Lalu gimana dong kalo pacar nggak mau putus dan justru berjanji akan berubah?
“Kalo Youngsters masih sayang dan yakin bisa bertahan, nggak ada salahnya juga memberikan kesempatan kedua pada pacar untuk berubah. Tapi, kalo kesempatan itu tak dimanfaatkan dengan baik, semuanya kembali pada Youngsters apakah sanggup menjalani hubungan tak sehat tersebut,”jelasnya.
Tak ada salahnya juga lho mengajak pacar untuk meminta bantuan psikolog. Karena sebenarnya, bukan orang lain aja yang nggak nyaman tapi orang yang posesif pun sebenarnya tak bisa hidup tenang dan penuh dengan perasaan curiga.
Pacar cemburuan? Enggak banget deh! Kalau cemburu dikit sih artinya sayang, tapi kalo cemburunya sampai kebangetan, bisa bikin kita nggak asyik
Nggak hanya itu aja, sifat pacar yang cemburu pasti bikin kita harus membatasi diri cuma gara-gara punya pacar yang doyan ngambek. Nah untuk menghadapinya, kamu musti tahu tips-tipsnya..
1. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka memang hal yang sangat wajib dalam setiap hubungan. Coba ceritakan aktivitas kamu sehari-hari ketika sedang tidak bersamanya. Mintalah hal yang sama pada dia, dengan begitu kalian akan bisa lebih saling memahami.
2. Pujilah Pacar
Meski udah jadi pacar, kadang tetap ada rasa nggak pede. So, nggak ada salahnya kalo kita sesekali memujinya biar si dia makin pede sama kita. Biasanya kalo pacar udah ngerasa pede, dia bakal lebih tenang dan yang pasti rasa cemburunya akan perlahan berkurang.
3.Tunjukin Rasa Cinta
Untuk mengurangi kecemburuan, kamu juga perlu nunjukin rasa cinta kamu ke dia. Bukan nggak mungkin lho si dia cemburuan gara-gara kamu yang emang terlalu cuek. Tapi usahakan jangan over ya.
4. Jujur Selalu
Berbohong adalah salah satu tindakan yang nggak bertanggung jawab. Kalau dia sampai tahu kamu berbohong, itu akan menjadikan dirinya tidak percaya lagi padamu. Selain itu, pastinya dia bakalan jadi lebih cemburuan dari pada sebelumnya. Nah, yang perlu diingat, berkata jujur nggak hanya sama pacar saja lho!
5. Komunikasi yang baik
Ketika keadaannya udah mulai tenang, coba deh ajak dia ngobrol. Ungkapkan semua yang ada dihatimu, tekankan bahwa rasa cemburu justru akan menyakiti diri sendiri. Belum lagi, relasi yang harus rusak cuma gara-gara cemburu yang kebangetan.
Masih ingat dengan lagu berjudul Posesif yang dinyanyikan oleh Naif? Di video klip lagu tersebut terpampang Afy (waria) sebagai bintangnya. Mungkin saja benar teori tentang posesif yang sangat berlebihan pada umumnya terjadi di kalangan kaum homoseksual. Sehingga Afy mungkin bisa mewakili arti posesif itu sendiri.
Sebut saja beberapa tragedi seperti Gianni Versace (perancang busana ternama) yang konon ditembak mati oleh pacarnya.
Namun bukannya tidak mungkin jika kaum heteroseksual juga seringkali menjadi posesif. Pacar diidentikan dengan teman yang sifatnya istimewa. Tidak salah juga sih memperlakukan pacar berbeda dengan teman lainnya. Seperti misalnya perhatian ekstra, perlindungan, dan kasih sayang. Dengan demikian, secara otomatis rasa cemburu pasti datang ketika pacar berdekatan mesra dengan lawan jenis. Bagi sebagian orang yang tidak dapat menahan rasa cemburu, biasanya sikapnya akan berubah menjadi kalap dan malahan berbuat kasar meluapkan amarah. Inilah yang disebut posesif.
Kelewat Sayang
Arti posesif sendiri adalah suatu perasaan ingin memiliki dan menguasai pasangan secara berlebihan, tingkat cemburu paling atas.
Pengalaman Masa Lalu
Sikap ini bisa tumbuh dengan sendirinya karena pengalaman cinta masa lalu yang buruk akibat pernah diselingkuhi atau dikhianati pasangan; sehingga dia tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali. Wujudnya bisa berupa mengancam pasangan dan melakukan tindak kekerasan, atau malah sebaliknya yaitu mengancam akan bunuh diri jika kemauannya tidak diikuti.
Tidak Percaya Diri
Orang-orang yang posesif seringkali menyimpan perasaan tidak yakin akan diri sendiri, rendah diri, tidak percaya diri dan merasa susah untuk mendapatkan pasangan. Ketika akhirnya dia mendapatkan pacar, maka akan cenderung melindunginya secara berlebihan.
Ciri-ciri terjangkit penyakit posesif
Jika HP kamu seringkali berdering tiada henti karena pasangan yang menelepon hanya untuk menanyakan “Lagi ngapain?”, “Lagi dimana?”, “sama siapa aja?”, “ada cowok/cewek ga disana?”. Atau melarang keras untuk berinteraksi dengan lawan jenis baik itu sekedar mengobrol, tersenyum, basa-basi apalagi kalau kedapatan SMS-an. Daftar nomor telepon di handphone pun seringkali tak luput darinya, jika terdapat nama yang tidak dikenali maka pertanyaan bertubi-tubi segera meluncur. Bukan tidak mungkin terjadi bila pacar kamu langsung melabrak setiap teman lawan jenis-mu.
Solusi
Sebenarnya cukup wajar jika posesif masih dalam tahap normal sebagai wujud rasa cinta yang berlebihan dan takut kehilangan. Namun jika berawal pada intimidasi, menampar, memukul, menjambak sebaiknya kamu segera memutuskan hubungan sebelum terlambat dan menjadi parah.
Tapi namanya juga cinta, dipaksa putus malah nyambung lagi. Apa jadinya jika kamu tidak tega memutuskan pasangan? Kalau begitu, mau tidak mau kamu harus mengikuti tips berikut:
* Jangan pernah mengungkit kejadian masa lalu tentang kamu dan mantan, apapun itu.
* Berikan perhatian yang luar biasa kepada pasangan. Laporkan lokasi, keadaan dan situasi dimanapun kamu berada (mungkin kedengarannya seperti polisi). Laporan yang terus ter-update akan mengurangi perasaan curiga dan pasangan merasa kamu berada di tempat yang aman.
* Jika pasangan sedang marah, lebih baik diam seribu bahasa. Jangan pernah menyanggahnya.
* Kumpulkan kesabaran yang lebih untuk memberikan pengertian kepadanya jika kamu terpaksa harus berinteraksi dengan lawan jenis.
* Jika memungkinkan, ajaklah pasangan untuk berkonsultasi dengan psikiater. Mungkin cara ini akan sedikit susah, salah-salah malah doi akan marah besar karena menganggap kamu sudah menganggapnya gila. Jadi berhati-hatilah.
* Jika tips diatas masih tidak berhasil juga, sepertinya ini saatnya mengatakan kata putus. Toh menjadi jomblo bukanlah kutukan setan. “Bila ku mati.. kau juga mati”
0 comments:
Post a Comment